Jumat, 10 April 2015

Tak bisa (lagi)

Untuk sekedar melihat titik titik hurufmu aku sudah tidak bisa.
Sore yang selalu indah, selalu menjadi perekam terbaik. Hari ini sore itu tak lagi seindah penantianku. Aku hanya ingin memastikan kau selalu bahagia dengan warnamu, tanpa warna abu abu yang membosankan sepertiku. Aku tak perlu mendekati sahabatmu, hanya untuk bertanya apakah kau baik-baik saja? Seperti aku yang sudah enggan menyebut nama hebatmu dalam alasan kesedihanku. Kau, selalu menempati posisi terbaik didalam sini.

Foto itu, seorang wanita tersenyum manis duduk manja berdampingan dengan senyum pesonamu. Dia cantik sekali. Kau pun sama bahagianya dalam jepretan kamera itu. Aku kembali mengadahkan kepalaku, meminta dengan sangat agar airmataku tak lagi tumpah. Ia tetap menggenang dalam beribu tanya yang menuntut alasan, lalu mengalir. Aku tak bisa berbuat apapun selain mecintaimu dengan cara terbaikku, dalam doa.

Seandainya kau yang menjadi aku :')

Cirebon, 9 April 2015

Minggu, 05 April 2015

Kertas lama

Aku tak ingin memakai diksi. Menghias kata sedemikian indah lantas kau tak mengerti. Aku hanya ingin mengajakmu berkeliling ke masa lalu, dimana yang ada hanya aku,kamu dan mimpi besar kita. Kamu sekarang memilih tidak mengenali lagi. Padahal dulu, kamu yang selalu manja denganku, selalu memintaku membantumu disetiap ketidakberdayaanmu. Ah, kini gadis yang duduk di batu karang itu mengalahkanku. Gadis yang malang, dia tidak tau kita pernah saling menggilai sedalam itu.