Bulan, kau tahu? Aku sudah kehabisan nyali. Bahkan aku takut dengan bayanganku sendiri yang terapung diatas air danau karena pancaran sinarmu. Lihatlah wajah cantikku yang mereka bilang membosankan! Mataku yang berbinar, bibirku yang tipis merona, alis mataku yang rapih dan hidung yang bangir. Lalu salahnya dibagian mana?
Angin menyapu air danau itu. Bayanganku rusak. "Oh pantas lelaki itu meninggalkanku, dia ingin yang dekat, ingin jaraknya rapat. Bukankah jarak itu ujian? Mengapa takut?"
Aku menangis sejadi-jadinya hingga airmataku habis. Aku menguatkan hatiku sendiri saat itu. Ku katakan pada Tuhan "Tuhan, mulai hari ini aku janji untuk tidak menangisinya lagi" berkali-kali aku gagal atas perjuangan melupakan itu. Tapi saat ini, aku sedang menyambut pagi. Menangkap sekelebat bayangan diantara pepohonan pinus yang bunganya mengering berjatuhan. Pria itu, dan kini aku berhasil menepati janjiku pada Tuhan berkat pria berhati embun pencari bunga pinus.
Minggu, 07 Juni 2015
Sosok dibalik embun itu
Langganan:
Postingan (Atom)