Sabtu, 03 Desember 2016

Jakarta dalam ingatan

Rindu mengisi dimensi bagian ulu hati Tanpa ingin mengurangi esensi Sudah kuterima kau tanpa tapi dan revisi Kau tau? Perempuan ini mengingini Nalarnya masih menguji Juga memahami kondisi berambisi doanya kau amini Lelaki... Sebuah malam di kota kecil yang dilalui jalur kereta api Ada kerinduan tertinggal pada peron stasiunnya Saat menemuimu di ibukota Sebagai penawar dari rasa takut kehilangan Hujan jakarta sudah hapal di luar kepala dalam tiap adegannya Detik ini, Sebelum memejam Perempuan itu meminta kau menemuinya dalam mimpi Selamat malam sayang

Mengapa Tuhan Memberimu Mulut?

Lari tidak akan meluruhkan beban. Bebanmu tidak akan berpindah sesentipun ketika kamu membungkam mulutmu. Membungkam mulut sama sulitnya seperti kamu melawan ingatan jauh sejak pertama kali kamu mulai bisa belajar mengingat.