Tahun 2014 berbeda dengan era Siti Nurbaya. Pasti pikiran
kita sejalan saat saya menyebut Siti Nurbaya, yaps betul sekali! PERJODOHAN. Miris
2014 masih saja ada segelintir perjodohan dan lebih miris itu terjadi dalam
hidup saya! Ini bukan fiktif atau drama yang biasanya ada behind the screen.
Entah pikiran saya yang terlalu luas atau jalan pikir orangtua saya yang
terlalu etnis. Usia saya masih terlalu muda! 18 tahun! Bicara soal jodoh hey!
Itu terlalu jauh. seandainya orangtua saya bisa membaca tulisan ini dalam blog
saya atau setidaknya jadi Novaimer
(nama fans saya jika saya jadi superstar haha) pasti mereka berpikir 1001 kali
untuk menjodohkan saya. Daripada bicara tentang perjodohan saya yuk cuuuuuus
kita kulas tentang perjodohan
Perjodohan adalah berasal dari kata dasar jodoh atau arti
dari bahasa Yunaninya Cinta (haha ngarang nih Nova J). Jodoh adalah teman hidup,
partner kita membina rumah tangga. Pilih teman untuk sekedar bermain atau hang
out sih mudah banget guy’s tapi untuk jodoh dijamin rumitnya melebihi rumus
logaritma. Gak percaya? Coba aja. Pernikahan itu sakral, malah gak boleh buat
main-main. Nah… untuk manusia berusia muda kayak saya mending jauh-jauh deh
dari kata pernikahan, yang ditakutkan bukan bisa makan atau tidaknya tapi jiwa
muda kita ini loh belum terasah betul, istilahnya belum kenyang masa
bermainnya. Kalo dipaksain malah bikin runyam nih hidup nanti bisa-bisa umur 22
tahun kita udah bisa dapet gelar gaun ungu alias janda? OMG (with scream)
Menurut saya sih usia muda itu lebih baik digunakan untuk
mengejar cita-cita. Tapi banyak yang bilang kalo “setinggi-tingginya wanita itu
tetep saja tempatnya didapur” pepatah itu gak salah sob! Tapi coba deh bayangin
kalo kita punya bekal ilmu yang cukup gak menutup kemungkinan kita bakal jadi
koki kelas tinggi kan? (Hey gajinya gede loooh) koki kelas tinggi itu ibarat
kita bisa menjalankan dua tugas secara bersamaan, bukankah itu jauh lebih baik?
Mantan saya pernah bicara kalau “ Hidup yang sesungguhnya baru akan dimulai
setelah masa remaja itu lewat” saya bisa menangkap maksud dari kata-kata itu,
maksudnya persiapkan cita-citamu dari muda untuk masa depanmu. Hidup ini bukan
melulu soal cinta, gak harus tentang pacaran atau menguatirkan siapa jodoh kita
nantinya, memaknai hidup sepenuhnya adalah ketika kita bermanfaat untuk orang
di sekeliling kita. Caranya gimana? Bahagiakan mereka dengan cara kalian, untuk
kalian yang pengen jadi pengusaha kalian boleh membagikan sedikit income kalian
untuk mereka, untuk kalian yang pengen jadi guru kalian bisa mengajari mereka
yang belum punya kesempatan untuk merasakan duduk di bangku sekolah tanpa
mengeluarkan biaya malah kalian dapet pahala yang gak akan pernah putus sampe
kalian tinggal namanya saja. Itu sebagian kecil dari cita-cita. Pasti banyak yang
mikir, “kan kuliah itu bisa sambil nikah dan bisa ngejer cita-cita itu”. Sayang
sekali guy’s untuk manusia yang mempunyai pikiran seperti saya, saya tidak bisa
untuk membagi fokus saya dalam hal cita-cita dan rumah tangga. Saya terlalu
mengkuatirkan ketidakmaksimalan saya menjalankan amanah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar