Seandainya cinta itu bisa memilih, harusnya kita tak perlu
bertemu, harusnya aku tak perlu mencintaimu. Mencintaimu, sama saja seperti aku
membiarkan ragaku terbunuh secara perlahan. Rasa sakitnya sangat terasa disini
mas. Mas pitong, apa kamu tau bagaimana rasa sakit ini? Apa aku perlu
menyebutkan beberapa hal fatal yang kamu lakukan terhadapku? Perlu mas? Aku
rasa tidak! Menulis kesalahanmu itu bagai menguak luka lama! Lalu apa yang bisa
aku lakukan agar kamu paham? Bersabar? Aku sudah bosan untuk itu mas! Menunggu
Allah membukakan pintu hati kamu? Sampai kapan mas? Sampai aku muak mendengar
celotehan manusia tentang bagaimana indahnya penghianatan kamu? Aku tak perlu
bertanya kenapa kamu tega memperlakukanku seperti ini, bukan kamu yang terlalu pintar
untuk membohongiku tapi aku, aku yang terlalu BODOH, aku yang terlalu
mempercayai mulut manismu, aku yang terlalu menutup telinga tentang
keburukanmu, aku yang terus menyakinkan diriku jika yang dikatakan oranglain
tentangmu itu adalah salah! sikap kamu itu membuatku begitu sakit! Sangat
menyakitkan mas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar