Rabu, 27 April 2016

Ayo menulis!

Manusia adalah makhluk sosial. Dimana segala aktivitasnya menuntut untuk membangun relasi dengan banyak orang. Hidup adalah untuk berkomunikasi baik secara verbal ataupun non verbal. Dari segi ini komunikasi bisa terjadi bukan hanya sesama manusia, dapat juga seperti manusia dengan hewan, manusia dengan alam, dan komunikasi paling tinggi antara manusia dengan penciptanya. Komunikasi terbagi menjadi dua bersuara dan tak bersuara. Jenis dari komunikasi tak bersuara lebih kompleks seperti komunikasi gerak tubuh, komunikasi tidak langsung via teks.

Untuk apa menulis?
Kehidupan memang tak lepas dari berbagai masalah. Setiap masalah perlu penanganan sesegera mungkin agar manusia dapat melanjutkan hidup dengan tenang. Memang sejatinya siapa yang hidup maka disana pasti ada masalah. Manusia dengan cara berpikir yang dinamis tentu memiliki cara penyelesaian sendiri. Beberapa ahli mengatakan, cara mengurangi tekanan dalam jiwa akibat permasalahan salah satunya adalah menulis.BJ Habibie pernah berkonsultasi dengan psikiater untuk pemulihan jiwa akibat kehilangan istri tercinta.  Cara penyelesaian yang baik yang ia pilih adalah menulis. Menulis merupakan terapi dalam pelepasan emosi. Emosi negatif yang terlepas akan berdampak adanya perasaan lega. Itulah mengapa sejak dulu penulisan buku harian diminati

Apa menulis hanya sekedar pelepasan emosi?
Tidak, menulis adalah kegiatan kaya fungsi. Menulis dan berbicara hampir setara. Bedanya menulis lebih abadi. Menulis juga dapat diartikan sebagai memotret jiwa. Karena tulisan yang dibuat dapat menjadi takaran evaluasi untuk mengukur perkembangan jiwa manusia. Menulis tidak hanya memperkaya jiwa namun juga memperkaya materi.

Masih ragu? Ayo tulislah. menulis adalah berbagi

Jumat, 15 April 2016

Pakaianmu tergantung dari caramu memilih pasangan

Pakaian diibaratkan jodoh seseorang. Jodoh tak hanya hari cinta lalu besok berubah. Jodoh adalah yang hari ini cinta kemudian besok berjuang agar tetap cinta bagaimanapun konsekuensinya. Memilih jodoh sama seperti memilih pakaian. Sebelum membeli kita periksa terlebih dahulu apakah bahannya enak dipakai? Apakah merknya terkenal? Apakah kualitasnya terjamin? Apakah kuat dan tak mudah luntur? Apakah mudah dirawat? Apakah ukuran dan warnanya pas? Gaya seseorang memilih pakaian memang berbeda-beda. Begitupun rumus dijodohkan yakni dipilihkan baju lalu dipaksa memakainya. Lelaki baik pasti akan mempersiapkan materi untuk membeli baju yang sesuai dengan style dan mimpinya. Materi tak melulu finansial. Sikap dan visi misipun termasuk materi. Jika kamu sudah menemukan pakaian yang bagus,berkualitas,belum pernah tersentuh pembeli, berharga tinggi, dan pas dengan postur tubuhmu, apakah kau ingin menukarnya dengan tanggungjawab?

Minggu, 03 April 2016

Dibalik Kekuatan Ada Dukungan

Saya bukan aktivis. Saya hanya meluruskan apa yang belum lurus. Saya paham dalam menegur akan ada konsekuensi yang harus didapat oleh saya. Sedari kecil, Ayah selalu mengajari untuk berani. Berani bicara, berani maju paling depan, berani menegur, bahkan berani kontra untuk tidak menyetujui, berani mengakui. Ayah tidak pernah menyalahkan, mungkin saat itu Ayah hanya ingin menumbuhkan rasa berani terlebih dulu. Saat mulai beranjak dewasa, Ayah baru mengarahkan. Harus berani bicara saat saya sudah ada diposisi paling benar, berani maju terdepan saat ada orang yang berusaha menyakiti semesta dan berlaga sok punya kuasa, berani menegur apabila melihat kesalahan, berani tidak menyetujui apabila hasil penggabungan gagasan masih dirasa melenceng (tentu dengan beberapa alasan yang logis) dan inti dari ilmu berani ini ada dalam metode berani mengakui kesalahan. Ayah begitu paham bagaimana karakter saya. Dulu, saya bercita-cita sebagai abdi negara. Beberapa paman saya sudah menjadi bagian dari akademi kemiliteran indonesia. Saya meminta ijin pada Ayah untuk masuk kesana. Ayah saya menyetujui tapi menyayangkan. Mengapa? Ayah terlalu khawatir dengan pikiran kritis dan jiwa pemberontak saya. Setelah menemui kasus ini, saya paham apa yang dikhawatirkan oleh Ayah. Saya gagal masuk kesatuan, saya pilih ikut ayah.

Saya tumbuh menjadi orang yang keras dan tegas. Saya pernah didekati lelaki. Hanya sebentar, mereka akan pergi. Mengapa? Katanya saya terlalu idealis. Satu-satunya pria yang bertahan dan membuat saya bertekuk lutut, Kak Marham. Pria spesial ini adalah abdi negara. Diapun memberikan pengaruh besar terhadap hidup saya. Saya belajar menjadi kuat, sabar, berani, menerima, dan sifat sebagai pendamping prajurit. Saya memang keras dan tegas tapi saya sama sekali tidak egois.

Jika Anda benar mengenal saya, inilah buah karya dua lelaki spesial yang membuat saya kuat