Manusia adalah makhluk sosial. Dimana segala aktivitasnya menuntut untuk membangun relasi dengan banyak orang. Hidup adalah untuk berkomunikasi baik secara verbal ataupun non verbal. Dari segi ini komunikasi bisa terjadi bukan hanya sesama manusia, dapat juga seperti manusia dengan hewan, manusia dengan alam, dan komunikasi paling tinggi antara manusia dengan penciptanya. Komunikasi terbagi menjadi dua bersuara dan tak bersuara. Jenis dari komunikasi tak bersuara lebih kompleks seperti komunikasi gerak tubuh, komunikasi tidak langsung via teks.
Untuk apa menulis?
Kehidupan memang tak lepas dari berbagai masalah. Setiap masalah perlu penanganan sesegera mungkin agar manusia dapat melanjutkan hidup dengan tenang. Memang sejatinya siapa yang hidup maka disana pasti ada masalah. Manusia dengan cara berpikir yang dinamis tentu memiliki cara penyelesaian sendiri. Beberapa ahli mengatakan, cara mengurangi tekanan dalam jiwa akibat permasalahan salah satunya adalah menulis.BJ Habibie pernah berkonsultasi dengan psikiater untuk pemulihan jiwa akibat kehilangan istri tercinta. Cara penyelesaian yang baik yang ia pilih adalah menulis. Menulis merupakan terapi dalam pelepasan emosi. Emosi negatif yang terlepas akan berdampak adanya perasaan lega. Itulah mengapa sejak dulu penulisan buku harian diminati
Apa menulis hanya sekedar pelepasan emosi?
Tidak, menulis adalah kegiatan kaya fungsi. Menulis dan berbicara hampir setara. Bedanya menulis lebih abadi. Menulis juga dapat diartikan sebagai memotret jiwa. Karena tulisan yang dibuat dapat menjadi takaran evaluasi untuk mengukur perkembangan jiwa manusia. Menulis tidak hanya memperkaya jiwa namun juga memperkaya materi.
Masih ragu? Ayo tulislah. menulis adalah berbagi