Jumat, 09 Mei 2014

andai kau mendengar suaraku



Hai pangeran komang…
Bulan yang tergantung sudah berubah untuk keempat kalinya itu berarti purnama yang ke empat telah pergi.  Akutak bisa melihatmu lagi. Pangeran, seandainya kau baca tulisan ini, aku ingin sekali memelukmu untuk terakhir kalinya jika kau tak ingin lagi kembali duduk di kursi tua ini denganku. Apa putri itu terlalu manis untuk kau tinggalkan demi aku? Pangeran, apa matamu tak mencerna linangan disudut kelopak mataku saat kau meminta aku untuk melepaskanmu demi menggenggam utuh jemari putri yang cantik itu? Jika suatu saat nanti kau kembali menemuiku, wahai pangeran yang terhormat masihkah aku mempunyai alasan untuk memaafkanmu untuk kesalahan yang sama? Dulu coba kau ingat lagi, betapa kejamnya kau pangeran. Kau terlebih dulu bersanding dengan putri yang sempurna, lalu kau juga memintaku menjadi wanitamu tanpa memberitahu jika kau saat itu sedang menjaga hati seorang putri yang lain. Aku mengetahuinya dari orang lain, dan itu rasanya jauh lebih sakit pangeran!!! Hatiku berdarah!!! Mengapa kau sekejam itu terhadapku?  Aku seorang wanita dan apa kau juga bukan terlahir dari seorang wanita? Apa kau juga rela jika ibumu tersakiti oleh lelaki lain, apa kau terima? Pangeran, khayalan gila ini seperti racun yang selalu mengingatkanku pada rasa sakit itu. Tapi aku harus kuat, karena aku lebih memilih untuk mengunci pintu rumah sekalipun lelaki lain berusaha mengetuk dan memaksa masuk. Biarkan lantai itu berdebu, cat temboknya mengelupas berjamur dimana-mana daripada aku mempersilahkan lelaki yang bukan dirimu menyentuh dinginnya tembok bercatkan sarang laba-laba. Suasana rumahku berubah menjadi dingin sedingin es sejak kau pergi. Aku duduk dikursi tua ruangtamu rumahku, aku bisa merasakan kenangan saat kau masih bersedia duduk disampingku menyeruput secangkir kopi panas. Aku masih teringat saat kau meminta ku buatkan nasi goreng lalu kau berkata “aku malas makan” itu secara tidak langsung kau memintaku menyuapimu. Pangeran tak berartikah kenangan yang menyesakan itu? Pangeran… aku akan tetap menunggumu disini tak peduli kau akan datang menemuiku atau tidak sampai kau kehilangan dan sadar betapa kau telah menyia-nyiakan waktu yang tak pernah berhenti memberimu kesempatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar