Hanyakah aku??
Aku meyakinimu setulus embun yang menetes
Mungkin
keegoanku membuatnya terpenjara di jeruji hatiku lalu terkunci hingga ia tak
bisa bebas terbang seperti merpati melewati senja. Aku mencintainya dengan
caraku dan mereka mencintainya dengan cara mereka. Tapi percayalah aku takkan
membuat ia kecewa. Beribu opini datang menyerangku, menghujamku dan seolah aku
tak pantas bersanding dengannya.
Lelakiku…
sebut saja geo. Sosok lelaki yang aku yakini dia akan berkomitmen dengan
janjinya sebelum dia memintaku menjadi wanitanya. Namun yang ku fakir ternyata
salah, cintanya tak setulus apa yang ku kira selama ini. Fikiranku hanya
tertuju, “ia pasti setia untukmu”. yah… aku tak mau berpikiran buruk
tentangnya. Aku mempercayainya, meski aku pernah teluka olehnya. Sakitnya
sungguh masih terasa, namun kekuatan cinta menghapus coretan yang pernah ia
lukis menjadi luka di hatiku.
Tuhan menunjukkan padaku siapa dirinya
Tiga bulan
yang lalu, aku melihat ia berubah setelah mengenal wanita itu. Seorang wanita
yang sangat terobsesi untuk mendapatkan geo. Berjuta cara ia lakukan untuk
mendapatkan sekeping hati geo, dari menggodanya lewat sms, telpon, message di
FB sampai mencuri perhatian geo selama ia berada di sekolah. Telingaku panas
terlebih hatiku yang tak bisa menahan rasa amarahku pada wanita itu. Ku teliti
gerak- geriknya dan sampai saat ini ia masih terobsesi untuk menyingkirkanku
demi mendapatkan geo meskipun geo mengatakan padanya “aku sudah mempunyai
wanita”. Ternyata telinganya kebal, rasa malunya telah hilang tertutup oleh
rasa ingin memiliki yang menggebu tanpa arah. Aku tetap mempercayai geo bahwa
ia masih setia dalam persimpangan mimpi untuk menjemputku di kehidupan tanpa
luka dan air mata.
Diamku menunjukkan kedewasaanku
Ku biarkan
angin membawa cerita tentang geo dan wanita itu, berharap tuhan akan mengubah
putarannya menjadi senandung yang mengalun lembut. Aku terdiam sesaat, mencoba
membuka mataku lebar- lebar dan ternyata ku temukan geo terjebak dalam
permainan cintanya yang penuh dusta. Bodohnya, geo memberikan harapan pada
wanita itu sehingga hatinya terbang dan menganggap geo itu miliknya, Hanya
miliknya. Hingga kebutaan cinta itu merasuki hati dan pikirannya. Mencacimaki
setiap wanita yang ia anggap akan merenggut geo dari dekapannya, mesikpun ia
dan seisi dunia itupun tau aku adalah wanita yang geo cintai tapi aku berusaha
menutupi sikap cemburuku saat wanita lain mendekati geo.
Hanyakah aku yang mengisi relung hatimu??
Meskipun
cinta geo hanya tercipta untukku, tapi sungguh aku gerah dengan sikap geo yang
secara tidak langsung membiarkan wanita lain berharap mendapatkan hatinya.
Namun sekali lagi aku hanya terdiam membiarkan mereka bercerita di atas lukaku.
Luka yang belum kering kembali basah oleh kebusukan atas kepercayaan yang
ternodai penghianatan.
Hatinya tertawa setelah ia mengukir kenangan dengan lelakiku
Tak habis
ku teliti sikap wanita itu, lalu kembali ia berbicara akan kedekatannya dengan
geo lewat dunia maya yang seolah membuat mataku seakan ingin ku tusuk hingga
buta daripada aku harus di hadapkan pada sebuah kenyataan yang cukup membuat
hatiku teriris. Kepercayaanku dipermainkan disini.
Tuhan menghapus kesabaranku
Aku hanya
wanita lemah yang tak banyak mempunyai kata untuk menegur wanita itu. Toh..
cinta itu adalah hak, tentang mencintai & dicintai adalah fitrah setiap
hati manusia yang bernyawa. Namun akhirnya aku menyerah, dan membiarkan tuhan
menghapus kesabaranku. Entah sesuatu apa yang menyelundup ke dalam hatiku tapi
sungguh akhirnya aku berani mengatakannya pada geo jika “aku cemburu”. Geo
mengerti itu dan mulai menjauhi wanita yang terobsesi padanya.
Ternyata geo mencintaiku
Saang waktu
berganti diiringi senyuman, membuatku merasa semakin kuat untuk tetap bertahan
akan rasa yang tertanam tentang sebuah cinta. Geo tak pernah kehabisan akal
untuk membuat seutas senyumku mengembang lewat tegukan cappuccino hangat yang
selalu terhidang di meja ruang tamu saat geo mengunjungiku di rumah atau
sekedar melepas rasa rindunya setelah seminggu tak bertemu denganku. Menikmati
malam mebunuh semua rasa sepi dan
curigaku akan kedekatan geo dengan wanita itu. Dan geo berhasil meyakinkanku
bahwa cintanya masih tetap terbinkis rapi untukku. Hampir saat ini angin yang
berlari tak membisikan suatu isyarat apapun tentang wanita itu yang ada hanya
teguran mesra sang angin bahwa hati wanita itu telah terluka yang terpaksa
menerima kenyataan aku dan geo semakin yakin akan hubungan kami. Sang dewa dan
dewi cintapun bersorak akan kemenangan cinta kami melawan godaan yang datang
silih berganti bagai arus kendaraan. Aku
merasa menjadi langit yang akan selalu menang di hati geo.
Tuhan tak rela aku mempercayainya
Satu keajaiban membuka mataku, tuhan tak pernah bungkam ia
memperlihatkan bagaimana sikap seseorang yang telah aku percaya akan menjaga
semuanya. Lewat tulisan wanita itu dalam dunia maya mengatakan “menghabiskan
malam denganmu di dekat rumahmu membuatku merasa bahagia”. Hatiku sakit,
ternyata ia tak lebih dari seorang penyair penuh dusta. Aku mempercayai
ucapannya, membiarkan hatiku terutup dari angin yang berusaha mengungkap
kejujuran tentangmu. Kembali tuhan tak berpihak padaku saat ini. Aku tak
diberinya kekuatan untuk meronta hanya sekedar menghapus rasa sesakku. Dan
mungkin cara tuhan menuntunku bungkam untuk menyadarkan geo bahwa kesalahannya
itu sungguh membuatku sangat kecewa. Hatiku terhempas jauh dari rasa bahagia
hingga patah seperti coklat hati berwarna pink yang sengaja ku patahkan untuk
menandakan hatiku yang kian hancur menghadapi kenyataan ini.
“mengapa kau dulu membohongiku?? Menganggapku seolah bunga
terakhirmu?
Menanti kepastian
untuk membuktikan semua ini adalah kesalahan yang tertulis disela-sela
percintaan kami, itu yang ku tunggu……………..
Ku harap angin akan membawa & merangkummu dalam kejujuran
menemuiku
Cerita ini hanya fiktif. Mohon maaf apabila ada pihak yang
merasa tersinggung
Mohon kritik dan saranya
^_____^
original Created by Nova Patria
original Created by Nova Patria