Jumat, 10 Januari 2014

salah siapa



Salah siapa?




Akankah yang hilang itu kembali. Merekatkan hati yang retak lalu membiaskan serupa tak pernah mengalami perpisahan? Kufikir tidak semudah itu saat aku tersadar bahwa aku telah jauh meninggalkan hati yang lain untuk meratapi kecewanya olehku. Aku hanya meninggalkan bayangan hitam saja tanpa lentera agar dia tau kepergianku, bukan menebak seperti ini. Kehilangannya adalah satu kebodohan terbesar dimana aku tak pernah menemukan pengganti seperti dia. “aku seorang wanita!” sangatlah tidak rasional jika aku diharuskan untuk memohon, memaksa dia untuk tetap tinggal dihatiku yang kosong berdebu karena kehilangan pemiliknya.

Begitu indah saat ku baringkan tubuhku dan anganku melayang, mencoba memutar kaset dimana kisah kita pernah terekam disana. Lalu senja ini aku hanya menemukan foto dengan senyum yang terlukis begitu damai. Kerinduan ini semakin kontras membuatku tak pernah berhenti memikirkannya dan kesalahan terbodohku. Ku alunkan lagunya disaat aku sendiri menikmati penyesalan ini. Awalnya aku tak mengerti, ini karena salahku atau kesalahannya yang berbalik menyerangku. Dalam kesunyian jemariku tak berhenti menari untuk melukiskan betapa birunya ceritaku. Ratusan kisah sepotong hati yang telah tersakiti tak membuatku perlahan mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar