Salah siapa?
Akankah yang hilang itu kembali. Merekatkan hati yang retak
lalu membiaskan serupa tak pernah mengalami perpisahan? Kufikir tidak semudah
itu saat aku tersadar bahwa aku telah jauh meninggalkan hati yang lain untuk
meratapi kecewanya olehku. Aku hanya meninggalkan bayangan hitam saja tanpa
lentera agar dia tau kepergianku, bukan menebak seperti ini. Kehilangannya
adalah satu kebodohan terbesar dimana aku tak pernah menemukan pengganti
seperti dia. “aku seorang wanita!” sangatlah tidak rasional jika aku diharuskan
untuk memohon, memaksa dia untuk tetap tinggal dihatiku yang kosong berdebu
karena kehilangan pemiliknya.
Begitu indah saat ku baringkan tubuhku dan anganku melayang,
mencoba memutar kaset dimana kisah kita pernah terekam disana. Lalu senja ini
aku hanya menemukan foto dengan senyum yang terlukis begitu damai. Kerinduan
ini semakin kontras membuatku tak pernah berhenti memikirkannya dan kesalahan
terbodohku. Ku alunkan lagunya disaat aku sendiri menikmati penyesalan ini.
Awalnya aku tak mengerti, ini karena salahku atau kesalahannya yang berbalik
menyerangku. Dalam kesunyian jemariku tak berhenti menari untuk melukiskan
betapa birunya ceritaku. Ratusan kisah sepotong hati yang telah tersakiti tak
membuatku perlahan mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar