Jumat, 10 Januari 2014

bersambung



Aku suka sastra, apapun yang berbau sastra membuat mataku geli ingin membaca dan rasa keingintahuanku memuncak seperti uap pada rebusan air didapur rumahku. Yah.. pertama kali aku mengenal keindahan yang terkandung dalam sebuah karya sastra ialah saat aku membaca buku diary kakakku. Banyak puisi, sajak, syair bahkan ceritanya melewati hidup. Dia kakakku satu- satunya tapi sayang perbedaan pikiran yang memupuk rasa saling iri satu sama lain membuat hubungan kami tak pernah serasi. Hobiku memotret, membidik objek yang menurutku pantas untuk ku jadikan koleksi foto di laptopku. Aku menghabiskan waktu dengan kamera pemberian ayah saat umurku menginjak 15 tahun. Banyak tempat yang pernah ku jadikan latar untuk sesi pemotretan ala mimi, yah.. panggilan sayang keluarga untuk diriku Revalia meysha.

Kejadian sabtu sore saat mentari senja akan berpamitan, ku arahkan kameraku di sebuah taman kota. Tak sengaja kameraku membidik satu objek seorang lelaki, bisa ku katakan dia nyaris sempurna. “hasil yang bagus” kataku. Lalu kembali ku arahkan lensa kamreaku untuk mencuri foto lelaki itu, yah..setiap adegan ingin rasanya ku abadikan. Lelaki misterius, menghabiskan waktunya dengan sebuah buku catatan kecil. Ia menulis beberapa kata atau bahkan mungkin ribuan kalimat hingga ia berhasil memenuhi lembar demi lembar buku itu kemudian ia merenung. Entah apa yang ia tulis namun ia berhasil mencuri perhatianku tanpa susah payah yyeeeah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar