Jumat, 10 Januari 2014

gagal



Malam ini, entah tulisan keberapa yang berhasil kutulis tentang dirimu. tak cukup biru atau bahkan merah merona. Tak sedikit orang yang membenci, mercercaku tentang tarian jemariku dalam coretan kata. Lalu mereka berusaha menahan cintaku, yah cinta ini untukmu…

Kau tau ketika raut wajahmu hampir tak ingin ku ingat lagi, hidupku diselimuti tirai biru yang sendu. Aku tak ingat, kapan aku terakhir merasakan jatuh cinta??
Perlahan bayangmu melintas. Menyiram hatiku yang sedang terlelap dalam mimpi  maya. Saat hatiku terbangun dan pertama kali membuka matanya, kuhitung tanggal yang mati tanpa kusadari. Aku banyak menghabiskan waktu suramku ketika namamu mulai memudar dengan sendirinya diterpa badai kekecewaan. Rasa kecewa itu dan kau tau bagaimana rasanya? Seperti nafasmu tertahan ditenggorokan dan tak bisa bersirkulasi diorgan dekat hatimu. Sesak mengeruak menarik paksa air mataku untuk jatuh dengan gaya gravitasinya. Jiwaku Mungkin telah kering, atau bahkan rohku salah arah. Aku tak menemukan diriku dalam raga ini. Kucari jiwaku, masih saja kucari dalam lorong- lorong waktu yang membawaku dihadapan memori usang dalam kaset yang bertuliskan nama indahmu “kekasihku”

Hujan pagi buta membasahi ingatanku, gemerciknya seolah menandakan kau yang terkasih mengingatku. Dan ternyata memang benar, kau datang laksana pelangi. mengawali dengan rasa sakit seperti tersambar halilintar dan mengakhirinya dengan keindahan senyumu seperti pelangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar