Jumat, 10 Januari 2014

rasa itu



Perang emosi itu membuatku kehilangan beberapa kalori. Menurunkan kesadaranku untuk lebih berpikir positif. Aku tau mask kau tersiksa atas perlakuanku yang mencekik langkahmu namun percayalah disini aku lebih tersiksa mendengar cerita manismu dengan perempuan lain dan itu bukan aku. Ini memang salahku mas aku terlalu mengekangmu, namun coba sejenak kau fikir ketika sepasang bola mataku tak sengaja melihat pesan masuk di akun facebookmu kau menyapa wanita lain dengan panggilan “say” dan “cantik” pernah kau bayangkan mas betapa kecewanya aku mas? Mas mengapa ka uterus menguji kesabaranku, apakah aku kurang sabar untuk menghadapimu mas? Lalu dimanakah hati nuranimu setelah kau bermain api dengan yang lain? Siapa yang memadamkan kalau bukan kesabaranku? Mas berapa kali aku mengetahui kedekatanmu dengan wanita lain? Beberapa dari mereka  memitnahku mas, mengancamku tapi mengapa engkau enggan bicara dan tetap menutup mulutmu untuk itu. terasa salahkah hatimu mas? Atau kau acuh ketika aku dihujani cacian dan makian dari mereka? Memang aku tak pernah memberitahumu tentang itu karna ku fikir toh pada akhirnya hanya aku yang bisa kau salahkan atas khilaf yang bukan aku lakukan. Aku tak lagi mengenalmu mas, lelaki yang sangat mencintaiku dan aku tak melihat itu lagi dari dirimu. Mas… mengapa kau selalu memutarkan kesalahan seolah aku ini sangat berdosa hingga ingin meminta maaf sajapun aku mendatangi rumahmu dan ternyata tak kudapati kau disana, ku putar arah yang lebih jauh untuk mencarimu. Aku harus menahan laparku, menahan dahagaku demi mencarimu dibatas kota. Setelah aku mendapatimu yang tengah duduk ternayata aku harus pulang membawa sepenggal lara dan kecewa karena kalimatmu yang halus mengusirku untuk pergi. Mengapa kau sekejam itu? apa dosaku mas.. apa aku pernah menduakanmu? Apa aku pernah pergi dengan lelaki lain tanpa seijinmu? Apa aku pernah menggoda lelaki lain untuk menghianatimu? Tanya tuhan… jika kau tak percaya atas jawabanku karena tuhan tak pernah berdusta. Jika aku hanya mencintai hartamu mas… tak perlu aku menangis karena mencintai lelaki sepertimu sedangkan diluar sana banyak yang jauh lebih berharta. Maafkan aku jika selama ini aku harus merepokan hidupmu, aku harus membuat darahmu melambung untuk mengahadapiku terlebih karena aku telah tinggal dihatimu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar