Perang emosi itu membuatku kehilangan beberapa kalori.
Menurunkan kesadaranku untuk lebih berpikir positif. Aku tau mask kau tersiksa
atas perlakuanku yang mencekik langkahmu namun percayalah disini aku lebih
tersiksa mendengar cerita manismu dengan perempuan lain dan itu bukan aku. Ini
memang salahku mas aku terlalu mengekangmu, namun coba sejenak kau fikir ketika
sepasang bola mataku tak sengaja melihat pesan masuk di akun facebookmu kau
menyapa wanita lain dengan panggilan “say” dan “cantik” pernah kau bayangkan
mas betapa kecewanya aku mas? Mas mengapa ka uterus menguji kesabaranku, apakah
aku kurang sabar untuk menghadapimu mas? Lalu dimanakah hati nuranimu setelah
kau bermain api dengan yang lain? Siapa yang memadamkan kalau bukan
kesabaranku? Mas berapa kali aku mengetahui kedekatanmu dengan wanita lain?
Beberapa dari mereka memitnahku mas,
mengancamku tapi mengapa engkau enggan bicara dan tetap menutup mulutmu untuk
itu. terasa salahkah hatimu mas? Atau kau acuh ketika aku dihujani cacian dan
makian dari mereka? Memang aku tak pernah memberitahumu tentang itu karna ku
fikir toh pada akhirnya hanya aku yang bisa kau salahkan atas khilaf yang bukan
aku lakukan. Aku tak lagi mengenalmu mas, lelaki yang sangat mencintaiku dan
aku tak melihat itu lagi dari dirimu. Mas… mengapa kau selalu memutarkan
kesalahan seolah aku ini sangat berdosa hingga ingin meminta maaf sajapun aku
mendatangi rumahmu dan ternyata tak kudapati kau disana, ku putar arah yang
lebih jauh untuk mencarimu. Aku harus menahan laparku, menahan dahagaku demi
mencarimu dibatas kota.
Setelah aku mendapatimu yang tengah duduk ternayata aku harus pulang membawa
sepenggal lara dan kecewa karena kalimatmu yang halus mengusirku untuk pergi.
Mengapa kau sekejam itu? apa dosaku mas.. apa aku pernah menduakanmu? Apa aku
pernah pergi dengan lelaki lain tanpa seijinmu? Apa aku pernah menggoda lelaki
lain untuk menghianatimu? Tanya tuhan… jika kau tak percaya atas jawabanku
karena tuhan tak pernah berdusta. Jika aku hanya mencintai hartamu mas… tak
perlu aku menangis karena mencintai lelaki sepertimu sedangkan diluar sana banyak yang jauh
lebih berharta. Maafkan aku jika selama ini aku harus merepokan hidupmu, aku
harus membuat darahmu melambung untuk mengahadapiku terlebih karena aku telah
tinggal dihatimu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar