Jumat, 10 Januari 2014

Memeluk bayangmu




Kini semuanya berubah tentang rasa yang pernah ku gambar dalam hatiku dan ku nikmati bersamamu. Kau meninggalkan aku tanpa kepastian seperti hujan diantara senja yang mulai memerah. Sebenarnya hatiku tak percaya namun aku berusaha untuk melupakan luka itu. Cinta yang tak sempat kau ungkapkan menjadi bayangan hanya bisa kupeluk dalam tangis yang enggan pecah. Biarkan aku pergi untuk membuktikan semua ini adalah kesalahan yang terjadi diantara kita. Aku akui memang aku mencintaimu, sebenarnya aku juga ingin melupakan letih yang terlalu lama tersarang dalam rasaku. Aku tak bisa, tak pernah bisa dan selalu gagal. Aku yakin dengan yang kurasa hanya demi dirimu aku mampu bertahan. Pergilah… hanya sekedar meyakinkan cintamu kepadaku aku rela kau meninggalkanku. Semakin aku berusaha mencintaimu semakin itu pula kau mencoba membunuh semua rasaku. Dari awal aku telah mampu membacanya, membaca isyaratmu yang palsu. Memang benar apa yang ku rasa selama ini, ternyata kau tidak lebih dari seorang yang hanya mampu memberiku luka. Aku salah menilaimu…

Kau pergi dan mulai menjauhi bayangkanku saat ini, dengan kecongkakanmu kau tutup matamu dari pandanganku. Aku terima kau meninggalkanku sungguh demi apapun aku ikhlas jika itu membuatmu jauh lebih bahagia. Buat apa aku dengan segenap keegoisanku membiarkanmu dalam penjara suci? Aku tak tega melihatmu terpasung disana terlalu lama. Karena setiap yang bernyawa itu mempunyai cinta dan berhak atas kebahagiaan yang turun bersama hujan sebagai rahmat-Nya. Kau berhak bahagia namun jika kebahagiaanmu bukan bersamaku, ku lepaskan tali yang telah mengikat hatiku dan hatimu terlalu dekat dan merekat.

Hujan dalam senja menyaksikan tubuhku merengkuh dalam dinginnya. Hatiku kembali patah lalu ku biarkan puing-puingnya berserakan dimana- mana. Cinta adalah sesuatu yang membuat hidupku penuh warna dan tentang seseorang yang membuatku merasa lebih hidup dengan kehadirannya, tapi hadirnya laksana sebuah perkataan dalam lampu merah. Ia hanya sesaat berhenti dan melanjutkan kembali pada hati- hati yang belum terisi. Pergilah…. Lari!!! Sekuat kakimu melangkah, namun jika kau tak kuat dengan rasa letihmu, berhentilah! Tengok kebelakang, masih ada aku disini yang menanti cintamu.


Original Created by Nova Patria



Tidak ada komentar:

Posting Komentar